12 Skills Untuk Menjadi QA Engineer Handal

12 Skills Untuk Menjadi QA Engineer Handal

12 Skills Untuk Menjadi QA Engineer Handal

12 Skills Untuk Menjadi QA Engineer Handal

Zamilconsulting.com – Seiring berkembangnya teknologi di bidang teknik sipil dan lahirnya cabang ilmu baru di dunia teknik sipil yaitu informatika teknik sipil menjadikan QA (Quality Assurance Engineer) begitu penting dalam perusahaan teknologi terutama teknologi konstruksi atau teknik sipil.

Banyak perusahaan teknologi yang mengembangkan teknologinya untuk membantu mempermudah pekerjaan teknik sipil dimana software yang dikembangkan tersebut sebelum diluncurkan ke pengguna perlu ditest terlebih dahulu untuk mengetahui masalah atau kelemahan dari software tersebut dan pekerjaan tesebut dilakukan oleh seorang Quality Assurance Engineer (QA Engineer).

Untuk menjadi seorang QA Engineer yang handal tentunya dibutuhkan skill tertentu yang mumpuni. Berikut soft skills dan hard skills yang dibutuhkan untuk menjadi QA Engineer yang handal.

Soft skills yang dibutuhkan oleh seorang QA Engineer:

  1. Kemampuan analisis dan berfikir logis

Seorang QA Engineer dituntut tidak hanya memahami bagaimana cara kerja software tersebut tetapi juga mampu mencari tahu apa kekurangan dari produk tersebut. Akan cukup membantu jika kamu memiliki pemikiran yang kreatif, logis, dan berwawasan luas.

2. Memiliki rasa ingin tahu dan kemauan untuk belajar

QA Engineer yang memiliki rasa ingin tahu dapat membantunya dalam menemukan kekurangan dari suatu produk. Sedangkan kemauan untuk belajar dibutuhkan karena QA Engineer setiap harinya akan dihadapkan oleh beragam tantangan dan persoalan dan supaya mampu menghadapinya, seorang QA Engineer perlu memiliki kemampuan belajar sembari bekerja.

3. Komunikasi

Kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan hal yang penting bagi seorang QA Engineer. Seorang QA Engineer dalam pekerjaannya akan berkomunikasi langsung dengan tim Development dan tim Product dan terkadang seorang QA Engineer juga perlu membicarakan hal-hal teknis kepada mereka yang tidak paham mengenai hal tersebut. 

Tidak hanya itu, QA Engineer juga melakukan test terhadap hasil kerja tim Developer. Kemampuan memberikan kritik tanpa menyinggung mereka merupakan hal yang perlu diperhatikan supaya tidak ada yang merasa tersinggung ketika seorang QA Engineer memberikan laporan tentang adanya bug pada hasil kerja mereka.

4. Kreatif

Kreativitas dibutuhkan oleh seorang QA Engineer dalam melakukan pengujian supaya dapat menemukan peluang dimana bug bersembunyi. Selain itu seorang QA Engineer juga harus kreatif dalam menempatkan diri pada posisi pelanggan atau konsumen untuk memperkirakan kemungkinan penggunaan perangkat lunak atau software yang salah.

5. Memiliki etos kerja

Etos kerja wajib dimiliki oleh setiap karyawan tidak terkecuali oleh seorang QA Engineer. Dengan etos kerja yang tinggi seorang karyawan mampu melakukan pekerjaanya dengan focus, sesuai target serta teratur serta mampu menggunakan waktunya seefektif mungkin sambil mengasah ketrampilan. Etos kerja yang bagus seperti berdedikasi terhadap pekerjaan, berintegritas, bertanggung jawab, bagus untuk perkembangan kariernya.

6. Presisis dan toleransi

Skills atau kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang QA Engineer adalah presisi dan toleransi. Seorang QA Engineer dituntut untuk dapat melakukan pekerjaan yang berorientasi pada detail untuk memvalidasi suatu produk yang diberikan oleh desainer atau Product Manager supaya dapat menguji dengan scenario yang berbeda agar dapat menemukan kesalahan pada produk tersebut. 

Tidak jarang pengujian ini menyita waktu hingga akhir pekan atau bahkan beberapa pekan karena harus menguji suatu produk yang sama hingga memperoleh bug pada produk tersebut.

7. Mampu bekerja dalam tim

Kemampuan bekerja dalam tim sangat dibutuhkan oleh seorang QA Engineer karena dalam pekerjaannya perlu kerjasama dan berkoordinasi dengan banyak tim seperti tim Development, tim Product, tim Developer, Product Manager, atau Desainer. 

Mampu bekerja dalam tim adalah kamu dapat menjalin kerjasama dengan baik. Mencari kekurangan atau kesalahan dari produk seseorang, dan melaporkan hal tersebut tentu bukanlah hal yang mudah. Seorang QA Engineer dituntut untuk mampu menyampaikan serta menjelaskannya dengan cara yang diplomatis dan sopan sehingga tidak ada yang merasa disalahkan serta tersinggung. 

Selain itu seorang QA Engineer harus mampu bekerja dengan baik dan sesuai jadwal agar tidak mengganggu alur kerja rekan kerja yang lain.

8. Mampu memahami kondisi psikologis 

Seorang QA Engineer dituntut untuk dapat memahami kondisi psikologis para developer dan designer dalam menyampaikan temuannya. Apabila kemampuan ini diabaikan maka akan berdampak buruk pada hubungan dalam suatu tim yang kondusif pada akhirnya berdampak pada hasil akhir produk aplikasi tersebut.

 

Hard skills yang dibutuhkan oleh seorang QA Engineer:

  1. Mengerti software engineering

Meskipun tidak harus ahli tetapi setidaknya seorang QA Engineer dituntut untuk memiliki pengetahuan dasar mengenai software engineer karena hal tersebut akan membantu seorang QA Engineer memberikan informasi kepada software programmer dan engineer. Seorang QA Engineer pada beberapa kondisi akan menguji SQL overflow di mana seorang QA Engineer tanpa pengetahuan teknis akan mengalami kesulitan dalam melakukannya.

2. Memahami produk

Seorang QA Engineer harus mengenali suatu produk dengan baik termasuk bagaimana pengguna menggunakannya, dan apa saja yang diharapkan oleh pengguna produk yang sedang diuji sehingga QA Engineer dapat menguji efisiensi suatu produk yang sedang diuji. Seorang QA Engineer baru dapat melakukan analisis setelah black-box testplan selesai.

3. Memahami proses bug tracking, ticketing, dan testing

Tingkatakan dan asah terus kemampuan Anda dalam hal ini karena perusahaan akan mencari seorang QA Engineer yang sudah terbiasa dengan proses bug tracking, ticketing, dan testing.

4. Time management

Mampu membagi waktu dan memilah-milah suatu pekerjaan mana yang penting untuk segera dilakukan dan mana yang bisa ditunda untuk sementara waktu adalah suatu skills yang sangat penting bagi seorang QA Engineer

Karena pekerjaan QA Engineer adalah pekerjaan yang melibatkan banyak pihak sehingga seorang QA Engineer akan bekerja dengan jadwal kerja orang lain. Oleh karena itu mengerjakan pekerjaan dengan tepat waktu adalah suatu hal yang sangat penting agar tidak mengganggu alur kerja pihak yang lainnya.

Pengertian Agregat dan Klasifikasinya

Pengertian Agregat dan Klasifikasinya

Pengertian Agregat dan Klasifikasinya

Pengertian Agregat dan Klasifikasinya

Pengertian Agregat

Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F).

Agregat merupakan material granuler seperti kerikil, pasir, kerak tungku, dan batu pecah dan dipakai secara bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan.

Dalam campuran beton, agregat adalah merupakan pengisi (filter) dan penguat (strenger) serta menempati 60 % – 70 % dari volume total beton sehingga sangat mempengaruhi sifat beton atau mortar. yang diperoleh dari batu pecah.

Klasifikasi Agregat

a. Berdasarkan Asalnya

Agregat menurut asalnya dapat dibagi menjadi dua yaitu agregat alami dan agregat buatan.

  1. Agregat alam

Agregat alam adalah agregat yang terbentuknya secara alami yaitu diakibatkan oleh aliran air sungai dan proses degradasi.

Agregat yang terbentuk dari proses aliran sungai berbentuk bulat dan licin sedangkan agregat yang terbuat dari proses degradasi memiliki bentuk kubus atau bersudut dan permukaannya kasar. 

2. Agregat buatan

Permintaan akan agregat yang berbentuk kubus atau bersudut, bergradasi baik, permukaannya yang kasar terus meningkat dan tidak mungkin seluruhnya dapat dipenuhi oleh alam.

Oleh karena itu manusia membuat solusi dari permasalahan tersebut dengan menciptakan agregat buatan, yaitu agregat yang terbuat dari mesin pemecah batu atau stone crusher dan sambingan pabrik-pabrik semen. Agregat buatan sering disebut filler (material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm).

b. Berdasarkan Ukurannya

  • Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dapat berupa pasir alam hasil dari desintegrasi alami dari batuan-batuan atau pasir buatan yang dihasilkan oleh stone crusher. 

Agregat halus memiliki ukuran0,063 mm – 4,76 mm yang meliputi pasir halus (Fine Sand) dan pasir kasar (Coarse Sand). Untuk beton khusus menggunakan agregat halus khusus seperti beton penahan radiasi menggunakan serbuk baja dan serbuk besi pecah.

Menurut PBI, agregat halus memenuhi syarat:

  1. Agregat halus terdiri dari butiran yang beraneka ragam besarnya.
  2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering, jika kadar lumpur lebih dari 5% dan akan digunakan untuk campuarn beton maka agregat halus dicuci terlebih dahulu, atau bisa langsung digunakan tetapi kekuatan beton menjadi berkurang 5%.
  3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu banyak dan hal ini harus dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMS-HARDER dengan larutan NaOH 3%.
  4. Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal artinya tidak hancur oleh pengaruh temperature dan cuaca, seperti hujan, terik matahari, dan lain-lain.
  5. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2 – 4,5.
  6. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand anatara 2,2 – 3,2.

Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan tersebut masih dapat dipakai jika kekuatan tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama, tetapi dicuci terlebih dahulu dalam larutan NaOH 3% yang kemudian dicuci bersih dengan air pada umur yang sama.

  • Agregat Kasar

Agregat kasar (Coarse Aggregate) atau biasa disebut juga kerikil adalah hasil dari desintegrasi alami dari batuan atau atau berupa batu pecah yang dihasilkan oleh stone crusher dengan ukuran butirannya antara 4,76 mm sampai 150 mm.

Ketentuan agregat kasar antara lain:

  1. Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5%.
  2. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara 6 sampai 7,5.
  3. Agregat kasar untuk beton bisa berupa kerikil alam dari batu pecah.
  4. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton seperti zat yang bersifat alkali.
  5. Agregat kasar harus lulus tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff dengan beban uji 20 ton.
  6. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya dan apabila melampaui maka agregat tersebut harus dicuci.
  7. Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang tidak berpori dank eras. Agregat kasar yang butirannya pipih hanya bisa dipakai apabila jumlah butir pipihnya tidak melebihi 20% berat agregat seluruhnya.
Kirimkan Pesan
1
Hubungi Kami
Zamil Consulting
Hi! Silakan tinggalkan pesan Anda untuk lebih banyak infromasi.