6 Klasifikasi Terowongan yang Mungkin Belum Anda Ketahui

6 Klasifikasi Terowongan yang Mungkin Belum Anda Ketahui

6 Klasifikasi Terowongan yang Mungkin Belum Anda Ketahui

klasifikasi terowongan

Sobat engineer pasti tidak asing dengan kata ‘terowongan’, bahkan beberapa di antara sobat mungkin pernah melintas di bawah terowongan. Misalnya, terowongan kereta api. Terowongan merupakan tembusan yang berlokasikan di bawah permukaan tanah atau gunung.

Biasanya, terowongan berbentuk tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya. Ahli teknik sipil mengatakan bahwa agar tembusan dapat disebut sebagai terowongan, paling tidak tembusan tersebut harus memiliki panjang setidaknya 0,1 mil. Berdasarkan cara pembuatan atau cara pelaksanaanya, terowongan diklasifikasikan menjadi 6 jenis. Berikut adalah 6 klasifikasi terowongan berdasarkan cara pembuatannya.

  1. Micro Tunnel

Klasifikasi terowongan yang pertama adalah micro tunnel. Micro tunnel dibangun secara modern menggunakan peralatan robot yang mampu membuat terowongan secara otomatis. Terowongan tersebut memiliki panjang berkisar dari 60 cm hingga 100 cm. Biasanya digunakan untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air.

  1. Terowongan Dongkrak

Klasifikasi terowongan yang kedua adalah terowongan dongkrak. Terowongan jenis ini dibuat dengan mendongkrak secara horizontal menggunakan segmen beton precast atau baja, memotong tanah lalu membuangnya. Biasanya cara ini digunakan untuk membuat underpass atau sejenisnya.

  1. Terowongan Batuan

Klasifikasi terowongan ketiga adalah terowongan batuan. Jenis ini dibuat menembus batuan yang relatif keras, biasanya dilakukan secara langsung dengan metode penggalian baik dengan peralatan manual, mekanis, maupun blasting.

  1. Terowongan Melalui Tanah Lunak

Klasifikasi terowongan keempat adalah terowongan melalui tanah lunak. Dalam proses penggalian harus menggunakan pelindung (shield). Biasanya terowongan ini dibuat melalui tanah lempung.

  1. Terowongan Gali dan Timbun

Klasifikasi terowongan kelima adalah terowongan gali dan timbun. Terowongan jenis ini dibuat dengan menggali hingga cukup sampai kedalaman yang diinginkan. Dilanjutkan dengan pengecoran lining tunnel atau pemasangan lining precast, dan diakhiri dengan penimbunan kembali. Metode ini cocok digunakan apabila area pembangunan cukup luas, tidak mengganggu aktivitas di permukaan dan letaknya cukup dekat dengan permukaan.

  1. Terowongan Bawah Air

Klasifikasi terowongan terakhir adalah terowongan bawah air. Terowongan ini melewati jalur batuan atau tanah lunak. Bedanya dengan terowongan tanah lunak adalah tekanan airnya yang sangat tinggi, sehingga perlu untuk membuat terowongan kedap air.

Perancangan terowongan dapat dilakukan menggunakan software Plaxis. Kabar baiknya, bagi sobat engineer yang belajar tentang hal tersebut dapat mengikuti Special Event Engineering Course + Webinar Plaxis. Tidak hanya itu, apabila sobat engineer ingin belajar lebih dalam mengenai Plaxis, sobat dapat mengikuti kelas yang dilaksanakan oleh Zamil Consulting. Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi media sosial Zamil Consulting, khususnya WhatsApp agar mendapatkan respon yang lebih cepat.

 

Yuk kuasai Plaxis bersama Zamil Consulting!

Kirimkan Pesan
1
Hubungi Kami
Zamil Consulting
Hi! Silakan tinggalkan pesan Anda untuk lebih banyak infromasi.